Home  |  About Us  |  Sitemap  |  Contact Us

Kamis, 04 Maret 2010

Ilmuwan Temukan Kabut Di Titan

STIFORP Indonesia
alt











Titan, merupakan bulan terbesar planet Saturnus, telah diketahui sebagai satu-satunya obyek astronomi dalam Tata Surya kita yang mengandung cairan di permukaannya dalam jumlah besar selain Bumi, tapi baru-baru ini ilmuwan telah menemukan adanya kabut disana.

Ilmuwan dari California Institute of Technology (Caltech) dan University of California, Berkeley, yang dipimpin oleh Dr. Mike Brown, menganalisa data dari perangkat yang diusung oleh Cassini, Visual and Infrared Mapping Spectrometer (VIMS), yang kemudian melakukan proses yang disebut sebagai pencitraan "hyperspectral" pada Titan, yang menutupi area luas baik yang terlihat maupun spektrum inframerahnya.

Mereka menemukan bahwa kutub selatan Titan memiliki banyak genangan metana cair, yang mengakibatkan terbentuknya lapisan kabut.

Adanya kabut menunjukkan adanya siklus hidrologi, yang selama ini diketahui hanya terjadi di Bumi saja.

"Kabut—atau awan, embun, atau umumnya disebut sebagai kondensasi—dapat terbentuk ketika udara mencapai kelembaban sekitar 100%," jelas Brown pada suatu siaran pers.

"Ada dua cara untuk mencapainya. Yang pertama sangat jelas: tambahkan air (pada Bumi) atau metana (pada Titan) ke dalam udara yang mengelilinginya. Sedangkan yang kedua lebih umum: Membuat udara menjadi dingin sehingga dapat menahan sedikit air (atau metana cair), dan semua itu dibutuhkan agar terjadi kondensasi."

Terbentuknya kabut dengan cara yang kedua mustahil terjadi pada Titan disebabkan karena dibutuhkan waktu yang lama untuk mengubah suhu temperatur permukaan Titan. "Bahkan jika misalnya Anda memadamkan matahari, atmosfer Titan masih butuh waktu 100 tahun untuk mendingin," jelas Brown. "Bahkan bagian terdingin dari permukaan (Titan) masih juga terlalu hangat untuk membuat kabut berkondensasi."

"Pegunungan di Titan harus memiliki ketinggian sekitar 15.000 kaki (4.572 meter) sebelum udara menjadi cukup dingin untuk berkondensasi," kata Brown, tapi dikarenakan permukaan kerak titan yang terdiri dari es dan mudah pecah, maka tidak ada pegunungan yang lebih tinggi dari 3.000 kaki (914 meter).

"Dengan adanya kabut pada Titan, membuktikan bahwa untuk pertama kalinya bulan itu memiliki siklus hidrologi metana yang aktif," kata Brown.

0 komentar:

Posting Komentar