Home  |  About Us  |  Sitemap  |  Contact Us

Kamis, 04 Maret 2010

Harta Karun Indonesia Ada Dimana?

STIFORP Indonesia
Pada suatu siang saya berbincang-bincang dengan seorang sahabat yang kebetulan mempunyai hobi yang agak unik yaitu melakukan pengangkatan kapal tenggelam dari dasar laut. Kapal tersebut berisi barang berharga (keramik, perunggu, perhiasan, dll).

Saya menanyakan, apakah benar di dasar laut perairan kita itu banyak diketemukan kapal yang berisi harta karun? Sahabat saya membenarkan hal tersebut dan mengatakan bahwa Indonesia memiliki lokasi yang strategis yaitu di antara 2 benua dan 2 samudera besar. Dengan tanah yang sangat subur dan kekayaan alam yang melimpah, menjadikan banyaknya kerajaan-kerajaan yang berdiri di setiap daerah.

Pedagang-pedagang dari Arab (Gujarat), Cina (jalur sutera melalui laut), Eropa (Portugis, Belanda, Inggris, Spanyol, dll) yang berkunjung ke Nusantara serta perdagangan antar pulau sudah sangat marak sejak jaman dahulu kala (diperkirakan sejak abad ke 8).

Sahabat saya mengatakan menurut pakar dari Tiongkok, diperkirakan kurang lebih 10,000 kapal dagang Cina sejak abad 8 sampai dengan abad ke 19 tidak kembali ke Cina dari Asia. Hal tersebut lumrah karena Cina sudah melakukan ekspor keramiknya ke luar negeri sejak jaman Dinasty Tang. Baik melalui darat yang terkenal dengan jalur sutera darat maupun melalui laut yang terkenal dengan jalur sutera laut.

Dengan navigasi yang belum memadai serta banyaknya karang-karang maupun gosong-gosong (gundukan pasir) di perairan laut kita, dapat mengakibatkan kapal tersebut tenggelam karena menabrak karang maupun gosong. Surga kapal tenggelam di Indonesia adalah di Natuna, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kepulauan Seribu, Karimun Jawa dan masih banyak lagi.

Itulah sebab banyak sekali pencari harta karun ternama dari luar negeri yang beroperasi di Indonesia baik secara legal maupun illegal.

Yang paling menarik dari diskusi dengan sahabat saya adalah kapal harta karun yang paling bernilai di seluruh dunia diduga tenggelam di Indonesia. Nama kapalnya adalah Flor De La Mar (Flower of the seas). Kapal Portugis yang diperkirakan tenggelam di perairan Aceh Tamiang dan Pasai pada bulan Desember 1511. Flor De La Mar adalah kapal dari armada Admiral Alfonso De Albuquerque yang berisi barang jarahan dari India, Thailand dan yang terbanyak adalah dari Malacca. Kapal tersebut penuh dengan emas permata, kursi emas, mahkota raja, dan sebaginya. Nilai barang yang ada di dalamnya diperkirakan US$ 30 milliar sampai dengan US$ 80 milliar.

Adapun kapal tenggelam yang pernah ditemukan di lautan Atlantik di mana muatannya berisi koin perak dan emas (beberapa bulan lalu yang dimuat beritanya di koran dalam dan luar negeri) diperkirakan mempunyai total nilai USD 500 juta, tidak ada apa-apanya dibandingkan kapal Flor De La Mar ini.

Saya jadi termangu-mangu membayangkan bahwa ternyata Indonesia itu adalah Negara yang sangat luar biasa KAYA. TUHAN sangat mengasihi kita dengan memberikan limpahan kekayaan hutan, perikanan, minyak bumi, batu bara, tambang emas (gunung emas di Free port), tambang nikel, dan sebagainya. Sampai-sampai bangkai kapal di dasar lautan kitapun sangatlah berharga dan bernilai.

Kalau semua itu dikelola dengan baik maka akan sangat besar manfaatnya bagi Bangsa dan Negara. Saya jadi berharap agar suatu saat kelak, semoga TUHAN mengetuk pintu hati dan memberikan kesadaran, cinta kasih, akhlak dan budi pekerti bagi para pemimpin di Negeri ini.

Apabila benar-benar suatu hari kapal harta karun seperti Flor De La Mar berhasil diketemukan dan diangkat, akan memberikan hasil yang maksimal bagi kepentingan bangsa Indonesia. Bukan merupakan suatu kebalikan yaitu badai yang besar yang mana pada akhirnya akan lebih menyusahkan dan merusak sendi persaudaraan bangsa ini seperti banyaknya masalah yang sudah kita dapatkan saat ini. Negeri kaya tapi bangsa miskin dan susah.

Semoga harapan Indonesia menjadi negara yang kaya, baik material dan spiritual akan menjadi kenyataan dikemudian hari. Amin.

Sumber gambar: www.geocities.com/TheTropics/Resort/9750

1 komentar:

Posting Komentar