Home  |  About Us  |  Sitemap  |  Contact Us

Kamis, 04 Maret 2010

Bagaimana Galaksi Terbentuk ?

STIFORP Indonesia


Gambar yang menunjukkan rangkaian Hubble. Pada bagian kiri adalah bentuk galaksi elips, dengan bentuk mulai dari cakram (E0) sampai memanjang (E7). Sedangkan tipe-S0 merupakan bentuk perpaduan antara galaksi bentuk elips dan galaksi yang berbentuk spiral. Sedangkan pada bagian kanan atas merupakan deretan galaksi berbentuk spiral padat (Sa) sampai ke spiral yang longgar (Sc). Sedangkan pada bagian kanan bawah merupakan deretan galaksi dengan bentuk barred spiral. (VILLE KOISTINEN)










Untuk kali pertama, ilmuwan mampu menjelaskan keanekaragaman bentuk galaksi yang terlihat di alam semesta. Ilmuwan Dr. Andrew Benson dari California Institute of Technology (Caltech) dan Dr. Nick Devereux dari Embry-Riddle University di Arizona, melacak evolusi dari sebuah galaksi berumur 13 milyar tahun yang terbentuk dari sejak awal alam semesta hingga sekarang. Hasil dari penelitian ini dipaparkan pada jurnal bulanan Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.

Galaksi merupakan sekumpulan bintang, planet, gas, dan debu yang kesemuanya itu membentuk suatu komponen yang cukup besar sehingga dapat diamati dengan cukup mudah di tengah maha luasnya alam semesta. Galaksi terkecil mengandung beberapa juta bintang, sedangkan yang terbesar bisa jadi menampung sebanyak satu triliun bintang.

Astronom asal Amerika, Edwin Hubble merupakan orang pertama yang menyusun sebuah taksonomi mengenai galaksi pada 1930-an. Sejak itu taksonomi dikenal sebagai "Rangkaian Hubble" (Hubble Sequence).

Ada 3 bentuk dasar: spiral, dimana lengan dari material galaksi keluar dalam bentuk cakram dari tonjolan di tengahnya, barred spiral, dimana lengan dari material galaksi keluar dari cakram dari pusat yang berbentuk seperti batang, dan elips, dimana bintang yang berada di dalam galaksi itu tersebar kedalam dan membentuk tonjolan tanpa adanya lengan atau cakram. Sebagai perbandingan, galaksi Bima Sakti, tempat kita tinggal, juga menjadi rumah bagi dua sampai empat ratus ribu juta bintang dan diklasifikasikan sebagai barred spiral.

Upaya dalam menjelaskan Rangkaian Hubble ini ternyata sangat rumit. Galaksi dengan tipe yang berbeda diluar dari tipe diatas jelas sekali menunjukkan bahwa galaksi itu terbentuk melalui jalan evolusi yang berbeda. Tapi hingga saat ini, penjelasan itu rupanya masih jauh dari jangkauan para ilmuwan.

Benson dan Devereux menggabungkan data dari infrared yang dipancarkan oleh Two Micron All Sky Survey (2MASS) dan memakai model komputer canggih GALFORM untuk mereka ulang sejarah evolusi dari alam semesta lebih dari 13 milyar tahun lalu. Yang mengejutkan adalah, perhitungan mereka tidak hanya menghasilkan berbagai bentuk galaksi yang berbeda tapi juga jumlah relatif mereka.

"Kami benar-benar terkejut bahwa ternyata model yang digunakan oleh kami mampu memprediksi berlimpah dan beranekaragamnya tipe-tipe galaksi dengan sangat tepat," kata Devereux. Benson menambahkan "Hal itu makin memperbesar tingkat kepercayaan saya akan keakuratan model tadi."

Model yang digunakan oleh kedua astronomer tadi didukung dan mendukung model alam semesta "Lambda Cold Dark Matter". Di sini "Lambda" adalah komponen dari energi gelap yang misterius yang dipercaya mengisi 72% dari keseluruhan alam semesta, 23% lagi diisi oleh cold dark matter, dan hanya 4% dari alam semesta yang diisi oleh materi yang sudah dikenal dan mampu diamati yang disebut Baryonic. Materi Baryonic inilah yang kemudian membentuk bintang, dan planet, yang merupakan isi dari sebuah galaksi.

Galaksi dikatakan tertancap dalam halo raksasa yang terbuat dari materi gelap. Pemikiran ini dipercayai oleh kedua ahli sebagai hal yang paling penting dalam proses evolusi sebuah galaksi. Model yang digunakan mereka juga menunjukkan bahwa sejumlah penggabungan yang terjadi antara halo ini dengan galaksi mengarah ke hasil akhir bentuk galaksi seperti saat ini—galaksi elips terbentuk dari beberapa kali penggabungan, sedangkan galaksi cakram tidak pernah melalui penggabungan.

Sedangkan galaksi tipe barred spiral seperti galaksi kita telah mengalami beberapa kali evolusi, dengan hanya sedikit tabrakan dan setidaknya satu kejadian dimana cakram bagian dalam runtuh dan membentuk batang raksasa di bagian tengahnya.

"Penelitian baru ini telah memberi suatu patokan yang jelas untuk penelitian selanjutnya. Tujuan kita sekarang ialah membandingkan prediksi dari model itu dengan pengamatan galaksi-galaksi terjauh yang didapat lewat Hubble Space Telescope dan James Space Webb Telescope (JWST) yang akan segera diluncurkan," jelas Devereux. (Sciencedaily/den)

0 komentar:

Posting Komentar