Beberapa manusia biasanya munafik dengan mengatakan tidak pernah bertanya, "benarkah TUHAN ada?", "mungkinkah alam semesta diciptakan TUHAN?", "dari mana TUHAN berasal?", atau "siapa yang menciptakan TUHAN?". Sering kali kebanyakan orang mencoba meredam pertanyaan ini ketika muncul di kepala mereka dengan alasan, "saya percaya TUHAN ada", "saya mempunyai iman", dan banyak lagi alasan yang terkesan hanya akan membela diri mereka seperti orang bodoh ketika berhadapan dengan orang ateis.
Dalam artikel An Interesting Conversations between teacher and students, disana ada percakapan mengenai bagaimana seorang murid membantah persepsi seorang guru yang ateis. Memang pada akhir artikel itu sang murid terlihat keren dengan berhasil membungkam mulut si guru ateis, tapi sebenarnya masih ada satu celah bagi si guru untuk membungkam balik mulut si murid jika sang guru bertanya, "apakah imanmu mampu membuktikan bagaimana alam semesta diciptakan TUHAN?"
Dalam artikel kali ini, saya akan menjelaskan kepada anda bagaimana fakta ilmiah mampu menjelaskan jika TUHAN benar-benar sang pencipta.
Dalam artikel An Interesting Conversations between teacher and students, disana ada percakapan mengenai bagaimana seorang murid membantah persepsi seorang guru yang ateis. Memang pada akhir artikel itu sang murid terlihat keren dengan berhasil membungkam mulut si guru ateis, tapi sebenarnya masih ada satu celah bagi si guru untuk membungkam balik mulut si murid jika sang guru bertanya, "apakah imanmu mampu membuktikan bagaimana alam semesta diciptakan TUHAN?"
Dalam artikel kali ini, saya akan menjelaskan kepada anda bagaimana fakta ilmiah mampu menjelaskan jika TUHAN benar-benar sang pencipta.
Dari Mana Alam Semesta Berasal?
Hanya ada dua kemungkinan jawaban untuk pertanyaan ini.
1. Diciptakan oleh sesuatu yang lebih besar dari energi alam semesta itu sendiri. Jawaban ini merujuk kepada hukum termodinamika yang mengatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan, hanya bisa dirubah.
Jika menggunakan jawaban ini, maka seharusnya harus ada sesuatu energi yang lebih besar dari alam semesta itu sendiri untuk merubah suatu energi besar menjadi alam semesta, dan manusia tidak mungkin menciptakannya.
2. Alam semesta terbentuk hanya karena suatu kebetulan yang juga menempatkan suatu planet pada letak yang strategis sehingga memungkinkan terciptanya suatu kehidupan secara kebetulan juga.
Mari kita hitung probabilitas dari kemungkinan (kebetulan) terciptanya suatu kehidupan. Seorang matematikawan akan mampu mengukur secara akurat probabilitas terjadinya sesuatu begitu mereka mengetahui hakikat yang berlaku atas sesuatu tersebut. Dan disini kita akan mempelajari tentang peluang.
Sebagai contoh, jika kita melemparkan suatu koin ke atas sekali dan membiarkannya jatuh ke tanah, maka akan ada dua cara koin itu mendarat di tanah; mendarat dengan sisi atas (yang kita sebut sisi kepala), atau mendarat dengan sisi bawah (yang kita sebut sisi ekor). Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa koin tersebut mempunyai satu dari dua peluang mendarat dengan sisi atas.
Usia dari alam semesta kita, oleh para ahli diperkirakan telah berumur 30 milyar (30.000.000.000) tahun. Dalam usia tersebut akan ada 10 pangkat 18 detik dalam 30 milyar tahun tersebut (selanjutnya penulisan 10 pangkat 18 akan saya tulis '10(18)'. Jangan anggap remeh dulu, 10(18) adalah angka 1 diikuti 18 angka nol (1.000.000.000.000.000.000) detik.
Para Astrofisikawan memperkirakan bahwa ada 10(80) partikel yang sangat kecil yang tersebar di alam semesta ini. Dengan asumsi bahwa setiap partikel berperan dalam ratusan miliar atau lebih tepatnya 10(12) peristiwa-peristiwa alam semesta (black hole, big bang, kabut, atau apapun) setiap detiknya, dengan demikian maka jumlah peristiwa-peristiwa alam semesta yang bisa terjadi sepanjang sejarah seluruh alam semesta adalah 10(110) peristiwa. Meskipun beberapa ahli matematika percaya bahwa angka ini sebenanrnya lebih rendah hingga hanya 10(50) peristiwa-peristiwa alam semesta.
Setiap peristiwa yang akan terjadi di alam semesta dengan probabilitas kurang dari satu kesempatan dari 10(110), karena itulah terciptanya suatu kehidupan bukanlah suatu kebetulan. Jadi misalnya begini, misalnya terjadi apa yang di kelas satu SMA diajarkan mengenai teori kabut (nebula), teori planetesimal, teori pasang surut, teori awan debu, dan teori bintang kembar ataupun big bang, misalnya semua itu terjadi sebanyak 10(110) kali di alam semesta, mungkinkah hanya salah satu dari itu yang berhasil menciptakan suatu kebetulan yang benar-benar kebetulan hingga menghasilkan suatu kebetulan? Meskipun dengan asumsi mengikuti para matematikawan yang mengatakan jumlah peristiwa-peristiwa alam semesta yang terjadi hanyalah 10(50), setidaknya kita sudah mempunyai gambaran dari sekian banyak peristiwa-peristiwa alam semesta yang mungkin terjadi, mungkinkah ada satu peristiwa yang kebetulan membentuk suatu poros tata surya dan menempatkan suatu planet dengan letak yang tidak terlalu dekat maupun tidak terlalu jauh dari inti tata surya itu sendiri, agar memungkinkan terjadinya suatu kehidupan. Untuk lebih gampang anda dalam membayangkannya, saya akan menuliskan dengan lengkap dulu bagaimana 10(110).
Frank Salisbury, salah seorang ilmuwan yang mencoba mengukur probabilitas munculnya suatu rantai DNA unik yang akan muncul dari 10(600) peristiwa acak yang terkontrol maupun tidak terkontrol dengan diawasi langsung, dan hasilnya NIHIL. DNA adalah dasar inti dari munculnya suatu kehidupan dan ternyata memiliki probabilitas NOL BESAR untuk bisa muncul secara kebetulan.
Mike Stubbs pernah mengkalkulasikan kemungkinan insulin (sebuah hormon protein penting yang dihasilkan oleh pankreas) berkembang secara kebetulan di 3 x 10(158) peristiwa. Ia kemudian menyatakan bahwa meskipun ada sebuah mesin yang dapat menyusun asam amino hingga membentuk 512 kelompok insulin sebanyak milyaran kali dalam satu detik, maka akan memakan 10(52) tahun untuk menghasilkan 10(68) kombinasi, dan kemungkinan hanya satu dari itu yang akan menjadi insulin. Dengan kata lain, Anda bisa berharap untuk mendapatkan kombinasi insulin hanya sekali dalam 10(52) tahun, sedangkan menurut perkiraan hanya ada 10(18) detik dalam usia alam semesta ini
Dr. Harold Morowitz, seorang profesor dari Molecular Chemistry di Yale University menyimpulkan bahwa kemungkinan untuk menciptakan suatu kehidupan yang terjadi secara benar-benar kebetulan adalah 1 dari 10 diikuti dengan satu milyar angka nol. Namun dalam percobaannya, 1 dari 10 diikuti dengan 110 angka nol, tidak berhasil menghasilkan suatu titik kehidupanpun.
Selain mereka masih ada banyak lagi para ilmuwan yang telah berhasil membuktikan bahwa kemungkinan terciptanya alam semesta adalah bukan berdasarkan kebetulan.
100.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.Dari sekian banyak angka di atas, hanya salah satunya yang berhasil menempatkan suatu planet pada posisi yang tidak terlalu dekat maupun tidak terlalu jauh dengan pusat inti tata surya, sehingga memungkinkan terciptanya suatu kehidupan. Mungkinkah kebetulan?
Frank Salisbury, salah seorang ilmuwan yang mencoba mengukur probabilitas munculnya suatu rantai DNA unik yang akan muncul dari 10(600) peristiwa acak yang terkontrol maupun tidak terkontrol dengan diawasi langsung, dan hasilnya NIHIL. DNA adalah dasar inti dari munculnya suatu kehidupan dan ternyata memiliki probabilitas NOL BESAR untuk bisa muncul secara kebetulan.
Mike Stubbs pernah mengkalkulasikan kemungkinan insulin (sebuah hormon protein penting yang dihasilkan oleh pankreas) berkembang secara kebetulan di 3 x 10(158) peristiwa. Ia kemudian menyatakan bahwa meskipun ada sebuah mesin yang dapat menyusun asam amino hingga membentuk 512 kelompok insulin sebanyak milyaran kali dalam satu detik, maka akan memakan 10(52) tahun untuk menghasilkan 10(68) kombinasi, dan kemungkinan hanya satu dari itu yang akan menjadi insulin. Dengan kata lain, Anda bisa berharap untuk mendapatkan kombinasi insulin hanya sekali dalam 10(52) tahun, sedangkan menurut perkiraan hanya ada 10(18) detik dalam usia alam semesta ini
Dr. Harold Morowitz, seorang profesor dari Molecular Chemistry di Yale University menyimpulkan bahwa kemungkinan untuk menciptakan suatu kehidupan yang terjadi secara benar-benar kebetulan adalah 1 dari 10 diikuti dengan satu milyar angka nol. Namun dalam percobaannya, 1 dari 10 diikuti dengan 110 angka nol, tidak berhasil menghasilkan suatu titik kehidupanpun.
Selain mereka masih ada banyak lagi para ilmuwan yang telah berhasil membuktikan bahwa kemungkinan terciptanya alam semesta adalah bukan berdasarkan kebetulan.
Jika alam semesta dan kehidupan di bumi ini tidak terbentuk secara kebetulan, lalu dengan apakah alam semesta ini tercipta? Seharusnya ada sesuatu yang lebih besar di luar alam semesta sana, yang bisa mengubah (ataupun menciptakan) energi di alam semesta hingga memungkinkan terciptanya suatu kehidupan.
Bayangkan, jika sejak anda lahir, anda hidup hingga dewasa di dalam hutan. Yang anda kenal hanyalah hutan dan segala penghuninya, apapun yang dihutan bisa anda ketahui secara pasti hingga suatu hari anda memutuskan untuk mencoba keluar dari hutan dan mencari tahu ada apa yang berada di luar hutan. Ketika anda keluar dari hutan anda kemudian mendapati sebuah padang pasir yang sangat luas. Matahari terlihat sangat bersahabat dengan padang pasir dengan menyinarinya sangat berlebihan.
Bayangkan, jika sejak anda lahir, anda hidup hingga dewasa di dalam hutan. Yang anda kenal hanyalah hutan dan segala penghuninya, apapun yang dihutan bisa anda ketahui secara pasti hingga suatu hari anda memutuskan untuk mencoba keluar dari hutan dan mencari tahu ada apa yang berada di luar hutan. Ketika anda keluar dari hutan anda kemudian mendapati sebuah padang pasir yang sangat luas. Matahari terlihat sangat bersahabat dengan padang pasir dengan menyinarinya sangat berlebihan.
Ketika anda sedang dengan penasarannya menyusuri padang pasir, tiba-tiba anda tanpa sengaja menemukan suatu benda asing yang bersinar ketika terkena cahaya matahari. Anda kemudian memungutnya dan mengamatinya. Di bagian inti dari benda tersebut terdapat tiga buah jarum yang senantiasa berputar. (jam tangan). Anda lalu menatap sekeliling padang pasir tersebut, benda itu terlihat asing, tidak pernah anda lihat sebelumnya, dan terlihat sangat indah. Anda kemudian mengamatinya terus menerus siang dan malam. Setelah beberapa minggu anda mulai menyadari bahwa jika jarum pendek dari inti benda tersebut menunjuk ke simbol '12', maka matahari akan memiliki status yang berbeda. Pada kali pertama jarum itu menunjuk ke '12', matahari benar-benar akan ada di atas anda, lalu saat kali kedua jarum pendek itu menunjuk '12', matahari benar-benar hilang. Anda pasti akan berpikir, bahwa benda ini bukanlah benda biasa. Ketika anda mendapati tidak ada seorangpun di sekitar padang pasir tersebut yang mempunyai kemampuan menciptakan benda tersebut secara kebetulan, anda kemudian mulai berpikir bahwa benda itu berada di sana hanya berdasarkan kebetulan, namun, ketika anda mendapati bahwa benda itu sangat unik, anda pasti pikiran anda akan mengatakan kepada anda bahwa pasti benda itu telah diciptakan. Tidak ada pilihan lain untuk pikiran anda ketika melihat semua di sekeliling padang pasir tersebut tidak ada yang bisa menghasilkan benda unik dan ajaib tersebut, diciptakan! Oleh siapa? Pikiran anda pun tidak tahu, tapi pikiran anda mengatakan kepada anda bahwa benda ini telah diciptakan!
Alam semesta lebih kompleks dari sebuah jam tangan. Beberapa orang di luar sana telah meragukan eksistensi TUHAN dengan mengatakan bahwa ini semua hanya terjadi karena sebuah kecelakaan. Jauh dibalik itu semua, pikiran manusia sendiri telah menjerit dalam pikiran setiap ilmuwan, "alam semesta terlalu kompleks untuk dihasilkan dari suatu kebetulan."
Fakta bahwa alam semesta telah diciptakan oleh seorang Master Designer adalah "kebenaran yang jelas." Pikiran manusia dipaksa untuk menyimpulkan bahwa ada suatu pencipta atau penyebab pertama dibalik semua ini. Pikiran itu adalah "kebenaran yang jelas." Kecuali jika Anda berpikir seperti seorang ateis yang hanya mengmukakan teori yang dipercayanya meskipun tanpa suatu dasar yang kuat.
Bagaimanapun, meskipun menurut para ahli atau ilmuwan hebat sekalipun, akan lebih mudah menejelaskan tentang adanya sesuatu yang lebih mempunyai kemampuan dari manusia yang telah menciptakan alam semesta daripada mempercayai mereka yang terus-menerus mengatakan bahwa alam semesta, bumi dan isinya hanyalah kebetulan semata.
Lebih mudah mengatakan bahwa ada sesuatu yang lebih mempunyai kemampuan dari manusia yang telah menciptakan bumi dan isinya daripada mempertanyakan, "darimana TUHAN berasal?"atau "apakah hanya ada satu TUHAN dalam alam semesta?" Anda akan terlihat bodoh ketika mengajukan pertanyaan seperti itu. Bukankah TUHAN mempunyai misterinya sendiri?
1 komentar:
Teori yang bagus sekali.
Kenapa sesuatu yang ada harus ada yang menciptakan ?
Master designer pun dibilang ada, artinya harus ada yang menciptakan. Berapa probabilitas peluang munculnya Master Design ? Peluangnya adalah nol. Sekarang kita pun harus mencari Master Design dari Master Design. Lalu, master designnya master design itu ada, dan harus ada penciptanya pula. itupun peluang munculnya master design masih nol dan seterusnya.
Kalau kita menganggap master design itu abadi itu punya misterinya sendiri tapi tahayul tak bisa dibuktikan (Karena alam semesta diatur oleh hukum alam dan matematika), kenapa kita tidak menganggap alam semesta itulah yang punya misterinya sendiri, dan bodoh bila punya pertanyaan mengenai siapa Master Designnya ?
Kenapa kita tidak berpikir bahwa sesuatu ada itu karena kita bepikir dan punya kesadaran?
Ada sesuatu yang tidak bisa diciptakan, tak dapat dihancurkan, yaitu hukum dasar semesta dan matematika. 2+2=4 tentu tidak ada master designnya, tak bisa diciptakan tak dapat dihancurkan. Sesuatu bisa ada dan terjadi karena hukum intedependensi dan interrelasi jaringan yang rumit dari segala elemen di alam semesta, dimana pikiran kesadaran merupakan satu kesatuan integral yang tak terpisahkan didalamnya. Pengatur dasar semesta adalah hukum. Hukum alam adalah cerminan matematis dari realitas. Bila ada master design yang terhitung dalam waktu, Dia pasti akan terkena hukum tersebut.
Saya belum membahas mengenai mekanika Relativitas Einstein dimana waktu adalah ilusi. Waktu itu tidak mengalir. Kita menganggap sesuatu itu ada karena ada yang menciptakan karena kita terpaku dengan waktu yang menjelaskan tentang penyebab awal. Padahal waktu adalah ilusi.
Ada lagi Mekanika kuantum yang menjelaskan mengenai ketidakpastian waktu dan energi, yang bila kedua teori ini digabungkan menghasilkan konsekuensi alam semesta pararel, dimana semua kejadian yang mungkin terjadi, semuanya terjadi bersamaan, hanya saja di alam semesta yang berbeda beda. Ini murni matematis, dan tidak mengenal adanya Sang Perancang.
Waktu hanyalah persepsi. Ruang, waktu dan materi hanyalah fungsi kesadaran. Sekuen sebab dan akibat ditentukan oleh seluruh pikiran kesadaran di alam semesta yang dipilih oleh kesadaran secara kolektif dari sekian banyak cabang alam semesta pararel yang ada.
Teori Master Design hanya valid bila waktu itu absolut. Kenyataannya waktu itu relatif dan merupakan hasil dari hubungan jalinan interrelasi yang rumit. Waktu merupakan bagian tak terpisahkan dari ruang, materi dan energi.
Posting Komentar