Home  |  About Us  |  Sitemap  |  Contact Us

Kamis, 04 Maret 2010

Hantaman Benda Raksasa pada Yupiter

STIFORP Indonesia

















Teleskop Hubble milik NASA yang dipasang 23 Juli silam, mendapatkan gambar lokasi tubrukan pada planet Yupiter setelah dihantam obyek kecil, yang sebelumnya telah tercerai berai dalam atmosfer planet tersebut, awal pekan ini.






















Obyek yang menghanam Yupiter akhir pekan lalu melepas energi ribuan kali lebih banyak daripada ledakan Tunguska di Siberia pada 1908 silam, ujar sejumlah astronom.

Dari sejumlah observatorium puncak Bumi hingga Teleskop Ruang Angkasa Hubble, para astronom sangat antusias melacak evolusi hantaman Yupiter yang nampak akhir pekan lalu.

Bagi para ilmuwan planet yang mencatat rangkaian hantaman komet dengan Yupiter sejak 15 tahun lalu, tubrukan beberapa waktu lalu merupakan bingkisan tak terduga.

"Ini merupakan kesempatan yang sedang ditunggu-tunggu," ujar astronom Michael Wong, dari Universitas California, Berkeley. Dr. Wong bersama sejumlah rekannya mengumpulkan seluruh penemuan beberapa gambar bekas hantaman yang diperlihatkan Teleskop Antariksa Hubble untuk diambil dan diproses.

Estimasi awal memperlihatkan ukuran benda yang menghantam Yupiter sekitar ratusan yard melintang. Ketika benda itu menghantam lapisan atmosfer Yupiter dan meledak, benda tersebut melepaskan energi ribuan kali lebih banyak dibandingkan ledakan Tunguska di Siberia pada 1908, ujar Keith Noll, seorang astronom Institut Teleskop Antariksa Hubble di Baltimore.

Perkiraan akhir menunjukkan hantaman dari obyek kosmis yang meledak di Tunguska antara 3 juta hingga 5 juta ton TNT. Itu menempatkan penghantam Yupiter ke dalam kelas penghancur benua.

Belum dijelaskan dari mana penghantam Yupiter itu berasal. Satu kemungkinan sumbernya berasal dari sekumpulan komet - obyek menyerupai es yang pernah ditemukan di sekitar Neptunus, namun telah ditarik ke dalam gumpalan gas raksasa, menurut catatan Michael A'Hearn, peneliti dari Universitas Maryland.

Kemungkinan sumber lain adalah sekumpulan asteroid yang dikenal sebagai Trojan asteroid, ujarnya.

Salah satu tanda penting dampak peristiwa ini adalah kecepatannya, karena yang para astronom uraikan adalah hasil uji coba dari piranti keras milyaran dolar atas peristiwa tersebut.

Hingga terjadinya tabrakan misalnya, sejumlah tekhnisi sedang meletakkan Hubbel dengan melelahkan -namun - diperlukan uji coba setelah para astronot memperbaiki dan meng-upgrade observatorium pada Mei.

Para astronom mengacak rencana ketika mereka memperoleh berita tabrakan tersebut, dan melakukan pelatihan pada Hubble di Yupiter. Di tempat terpisah, sejumlah astronom di Keck dan teleskop Gemini North di gunung berapi Mauna Kea, Hawaii, juga mengalihkan pengamatan mereka mengikuti akibat tabrakan itu.

Mengapa semua gusar? Para astronom menyebut beberapa pertimbangan, yang sebagian besar mengatakan bahwa tabrakan menakhjubkan ini terjadi antara beberapa asteroid atau bebarapa komet dengan planet dalam sistem tata surya raksasa ini, yang lebih diyakini sebelumnya. Hal ini kemungkinan hanya terjadi satu kali dalam beberapa dekade.

Peristiwa-peristiwa ini memberikan para astronon melihat dari dekat sejumlah proses pembentukan planet pada lokasi pertama, ujar Dr. Wong seperti dilansir The Christian Science Monitor. "Benda-benda planet" kecil saling bertabrakan dengan yang lain, membentuk obyek lebih besar.

Pada kasus Yupiter, obyek meledak dalam stratosfir Yupiter, ujar Dr. Noll. Dengan mengamati diluluhkannya penyebaran sisa obyek, ilmuwan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sirkulasi atmosfir planet tersebut.

Hal serupa berlaku juga untuk kimia atmosfir. Noll mencatat bahwa stratosfir mengandung karbon monoksida (CO), namun tidak ditemukan adanya sumber yang mendekati atom oksigen dengan kandungan gas CO. Ada kemungkinan bahwa benda penghantam tersebut sebagai penyedia oksigen, imbuhnya.

Bekas tabrakan Yupiter terlihat seperti goresan berkilau ketika dilihat pada gelombang panjang inframerah. Astronom Berkeley lain, Paul Kalas, telah mencatat bahwa planet mirip Yupiter bernama Formalhaut yang sedang mengorbit sebuah bintang juga nampak berkilau---hal ini kemungkinan merupakan sinyal bahwa benda tersebut sedang mengalami benturan secara konstan dengan obyek lebih yang kecil.

0 komentar:

Posting Komentar